Siti Elina (24 Tahun) yang mencoba masuk menerobos Istana
Negara, diJakarta Pusat, hingga menodongkan pistolnya ke Paspampres ditetapkan sebagai
tersangka, Kepolisian mengungkapkan wanita tersebut sangat nekat melakukan
aksinya karena merasa mendapat wangsit.
Aswin menambahkan, mimpi yang dialami wanita itu membuat
yang bersangkutan meyakini jika dirinya harus menegakkan ajaran yang benar.
"Jadi yang bersangkutan mimpi masuk surga dan neraka
sampai ada kesimpulan dia harus menegakkan ajaran yang benar," sambungnya.
Dari hasil penyelidikan Densus 88, Siti Elina disebut
terlibat paham radikal dan diduga terhubung dengan Negara Islam Indonesia
(NII). Bahkan disebut sebagai simpatisan eks Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
"Memang yang bersangkutan terhubung secara media sosial
kepada beberapa akun yang kita indikasikan sebagai akun eks HTI maupun akun NII
atau Negara Islam Indonesia," papar Aswin.
Aswin melanjutkan, Densus juga menemukan 2 orang yang
terhubung dengan NII Jakarta. Kedua orang itu dengan inisial BU dan JM.
"BU itu suaminya, yang sebetulnya dalam struktur ini
kita curigai kita sangka menduduki jabatan pendamping bendahara NII
Jakut," ungkapnya.
Aswin melanjutkan, BU dicurigai memiliki jabatan pendamping
bendahara di NII Jakarta Utara. Sedangkan JM merupakan murabbi atau guru dari
tersangka Siti Elina.
"JM itu adalah murabbi atau guru yang mendoktrin yang
bersangkutan," ujarnya.
Densus 88 Antiteror Polri masih mendalami orang-orang yang
diduga terhubung dengan Siti Elina. Namun dari hasil pemeriksaan sementara, tersangka
bergerak sendiri saat mencoba menerobos Istana Negara hingga menodongkan pistol
ke anggota Paspampres.
"Dia bergerak, yang kemarin (menerobos Istana Negara)
masih sendiri," tegasnya.
Motif Siti Elina mau menerobos Istana Negara hingga
menodongkan pistol ke Paspampres masih didalami. Polisi bakal melibatkan
psikolog untuk memeriksa kondisi Siti Elina.
"Kita dalami motif. Kita sarankan bertemu psikolog
untuk mendalami kejiwaan terhadap yang bersangkutan," tutur Aswin.