Sukanto Tanoto Menggembangkan Produsen Serat Rayon Viskosa Terbesar di Dunia - Who Is Next

Hot

Selasa, 01 Oktober 2019

Sukanto Tanoto Menggembangkan Produsen Serat Rayon Viskosa Terbesar di Dunia

Sumber foto: RGEI

            Dalam dunia bisnis, Sukanto Tanoto dikenal bertangan dingin. Apa pun jenis usahanya, Chairman sekaligus pendiri Royal Golden Eagle (RGE) ini selalu mampu meraih kesuksesan. Salah satu buktinya, Sukanto Tanoto sanggup menggembangkan perusahaannya menjadi produsen serat rayon viskosa terbesar di dunia.
            Perusahaan tersebut adalah Sateri yang berbasis di Cina. Dengan empat pabrik yang tersebar di tiga lokasi, yakni Jiangxi, Fujian, dan Jiangsu, perusahaan Sukanto Tanoto tersebut mampu menggapai kapasitas produksi hingga 1,1 juta metrik ton per tahun. Kemampuan tersebut merupakan yang tertinggi di dunia.
            Kunci keberhasilan Sateri tidak lepas dari langkah mengakuisisi Jiangsu Xiangsheng Viscose Fiber Co., Ltd. pada akhir April 2019. Berkat itu, kapasitas produksi langsung melonjak bertambah 250 ribu metrik ton per tahun.
            “Akuisisi ini akan membuat Sateri mampu menghadirkan serat rayon viskosa berkualitas tinggi lebih banyak ke konsumen, terkhusus di kawasan pasar Cina bagian utara,” ujar CEO Sateri, Tey Wei Lin.
            Sebelumnya, Sateri sebenarnya sudah menjadi pemain penting di industri serat rayon viskosa global. Tiga pabriknya mampu menembus kapasitas produksi 850 ribu metrik ton per tahun. Namun, dengan penambahan satu pabrik lagi awal Mei 2019 membuat posisi Sateri semakin kuat. Perusahaan Sukanto Tanoto ini sudah resmi menjadi raksasa terbesar di industri serat viskosa dunia.
            Padahal, Sukanto Tanoto belum genap dua dekade dalam mengelola Sateri. Ia baru memulainya pada 2002. Kala itu, konstruksi pabrik di Juijiang baru dilakukan. Butuh dua tahun agar pabrik bisa mulai beroperasi. Namun, pria kelahiran Belawan tersebut langsung sanggup membawa Sateri melaju kencang.
            Kiprahnya juga luar biasa. Sukanto Tanoto mampu menjadi kebanggaan Indonesia. Pasalnya, Sateri menjadi perusahaan produsen serat rayon viskosa pertama di Cina yang dimiliki oleh asing. Hal itu ditandai dengan kehadirannya di sana pada tahun 2002.
Sejak saat itu perkembangan Sateri semakin cepat. Pada tahun 2010, Sukanto Tanoto sudah mengembangkan Sateri dengan membangun pabrik baru di Putian. Berkat langkah tersebut, kapasitas produksi meningkat mencapai 160 ribu metrik ton per tahun.
            Seperti tidak mau berhenti, Sukanto Tanoto mengakuisisi pabrik di Jiangxi Longda untuk memperkuat posisi Sateri. Dengan demikian, ada tiga jalur produksi yang memungkinkan Sateri menghasilkan serat viskosa pokok berkualitas untuk konsumen. Langkah tersebut telah menjadikan Sateri sebagai pemain utama di industrinya dalam skala global.
            Akhirnya langkah untuk menjadi pemain terpenting di sektor produksi serat viskosa terjadi pada 2019. Sateri menjadi produsen terbesarnya di dunia. Ini selaras dengan visi Sukanto Tanoto yang selalu ingin meraih hal-hal yang lebih besar dalam bidang apa pun.
            “Saya memulai segalanya tanpa apa pun, benar-benar dari dasar. Saya tidak pernah menyangka akan memiliki bisnis yang berskala global. Namun, saya memang selalu bermimpi ingin melakukan sesuatu yang lebih baik, lebih besar,” kata Sukanto Tanoto di Globe Asia.
            Hal itu pun dibuktikan oleh Sateri. Mereka mengucurkan investasi senilai 700 juta renminbi (sekitar Rp1,385 triliun) untuk mendongkrak kapasitas produksi pabrik di Jiangsu. Perusahaan Sukanto Tanoto itu berencana, pada akhir 2019, produksi di sana sudah bisa menembus 300 ribu metrik ton per tahun.
            Kapasitas produksi yang bertambah tentu berdampak bagi Sateri. Posisi sebagai produsen serat viskosa terbesar di dunia akan semakin kokoh.

DIKELOLA SECARA BERKELANJUTAN
Sumber foto: Inside RGE

            Sentuhan Sukanto Tanoto berdampak besar bagi perkembangan Sateri. Ia berhasil pula menanamkan prinsip kerja berkelanjutan di sana. Lihat saja dampaknya. Sateri berhasil mengelola operasional perusahaan supaya selalu ramah terhadap lingkungan.
            Hal tersebut ditandai dengan sejumlah pencapaian khusus. Sateri menjadi pionir di Cina dalam penandatanganan First Manifesto on Establishing Green Enterprises. Langkah ini akhirnya diikuti oleh banyak perusahaan lain di sana.
            Bukan hanya itu, sejak 2015, perusahaan Sukanto Tanoto tersebut sudah meluncurkan Pulp Sourcing Policy. Langkah itu memberi jaminan bahwa operasional Sateri dilakukan secara bertanggung jawab. Mereka memastikan bahan baku produksi berasal dari sumber yang legal, tidak dari hutan alam atau bernilai konservasi tinggi, serta tidak merugikan masyarakat.
            Tidak mengherankan, pada 2016, tiga pabrik Sateri sudah mendapatkan sertifikat Programme for the Endorsement of Forest Certification (PEFC). Hal ini menandakan operasional perusahaan sudah memenuhi aturan dan tidak merugikan lingkungan.
            Berkat itu, pada tahun 2017, Sateri sudah bisa meluncurkan Laporan Keberlanjutan pertamanya. Sejak saat itu, laporan serupa terus dirilis sebagai bukti otentik langkah perusahaan dalam melindungi alam.
            Perusahaan Sukanto Tanoto itu akhirnya melengkapi semuanya dengan raihan sertifikat STeP by OEKO-TEX® pada 2018. Pencapaian ini menandakan hasil produksi dan operasional Sateri aman untuk lingkungan.
           

BERGUNA BAGI MASYARAKAT
            Serat viskosa mungkin terdengar asing bagi awam. Padahal, sejatinya produk tersebut dekat dengan keseharian masyarakat. Kegunaannya pun sangat besar.
            Sateri menunjukkannya dengan membagi produksinya menjadi tiga bagian, yakni serat tekstil, serat nonwoven, dan benang viskosa. Ketiganya memiliki manfaat dan kegunaan yang berbeda-beda.
            Dimulai dari serat tekstil. Produk ini merupakan bahan baku untuk berbagai jenis pakaian. Dengan kelembutan seperti sutra dan tekstur halus seperti katun, serat tekstil cocok sekali untuk diproduksi menjadi kaos, kemeja, baju, handuk, perlengkapan kamar tidur, hingga taplak meja dan lap makan.
            Sementara itu, serat nonwoven tak kalah vital. Hasil produksi Sateri ini sering menjadi bahan baku diaper serta produk-produk yang terkait higienitas lain seperti tisu dan masker kecantikan.
            Lain halnya dengan benang viskosa. Penggunaannya cukup beragam. Benang tersebut bisa dimanfaatkan untuk pembuatan berbagai jenis bahan baku produk fashion maupun tekstil untuk keperluan industri.
            Mutu semua produk juga dijamin tinggi. Hal itu bisa dipastikan karena Sateri sudah meraih ISO 9001 dan ISO 14001 yang memberi jaminan mutu.
            Kompleksitas pemanfaatan serat viskosa memang selaras dengan visi Sukanto Tanoto. Dalam mengelola bisnis, ia selalu mencari bidang yang mampu memberi manfaat kepada orang banyak. Jika banyak yang membutuhkannya, Sukanto Tanoto tidak ragu untuk segera menggeluti sektor tersebut.
            Begitu terjun ke sana, Sukanto Tanoto akan total untuk mengembangkannya. Meskipun bidang yang digeluti baru, ia tidak takut untuk mempelajarinya.  Lihat saja, serat viskosa sejatinya merupakan bidang yang asing bagi pendiri Tanoto Foundation ini. Namun, hal tersebut tidak membuatnya gamang. Ia bekerja keras sembari belajar tentang seluk-beluknya.         
Belajar hal baru memang bukan sesuatu yang aneh bagi Sukanto Tanoto. Dari dulu sejak merintis bisnis pada 1967, ia selalu menjalankan hal-hal anyar. Semua itu terlihat jelas di ruang lingkup RGE yang dipimpinnya. Bisnisnya beragam dari sektor kelapa sawit, bubur kertas dan kertas, energi, hingga serat viskosa.
Namun, kemauan untuk belajar yang tinggi serta semangat bekerja keras, mampu membuat Sukanto Tanoto selalu berhasil mengatasi tantangan. Salah satu buktinya ada di Sateri yang kini menjadi produsen serat viskosa terbesar di dunia.